Menuju Pringsewu Sehat
Rabu, 01 Juli 2009
Terwujudnya Kabupaten Pringsewu yang sehat, bukan hanya menjadi tugas bupati selaku kepala daerah semata, melainkan juga menjadi tugas kita semua sebagai warga Pringsewu.
Demikian ditegaskan dr.Agung Mudapati, ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Kabupaten Tanggamus & Pringsewu, pada acara Diskusi Masalah Kesehatan yang dihadiri Pj Bupati Pringsewu, para camat, pimpinan RSUD Pringsewu dan RS swasta, pimpinan Puskesmas, organisasi profesi yang berkecimpung di dunia kesehatan, BKKBN, TP-PKK, LPA, LSM dan Pers, yang berlangsung di Ruang Auditorium Lantai II, Rumah Sakit (RS) Mitra Husada, Jalan Ahmad Yani, Sidoharjo, Kabupaten Pringsewu, Kamis (25/6).
Menurut dr.Agung, saat ini wilayah Kabupaten Tanggamus dan Pringsewu, merupakan daerah endemi beberapa penyakit menular, diantaranya Demam Berdarah Dengue (DBD) dan cikungunya. “Untuk kasus penyakit lain seperti flu burung, daerah ini terdapat dua orang penderita, disamping masalah gizi buruk dan folio,” katanya.
Diungkapkan oleh dr.Agung, yang perlu diwaspadai oleh masyarakat Pringsewu dan Tanggamus, didasarkan pada kenyataan bahwa Kabupaten Tanggamus-Pringsewu, menempati urutan pertama di Provinsi Lampung untuk kasus penyakit folio. “Atau berada di peringkat 3 (tiga) untuk seluruh wilayah Indonesia , dengan jumlah penderita sebanyak 28 orang,” ungkapnya.
Sedangkan untuk tingkat angka kematian ibu dan anak, lanjut dr.Agung, Kabupaten Tanggamus masih tergolong tinggi, dimana mencapai 158 ibu per-seratus, dan untuk bayi mencapai 35 per-seratus. “Dari 32 anak yang dirawat di RSUD Pringsewu, sebanyak 50 persen menderita diare,” ungkapnya lagi.Sementara itu, Pj Bupati Pringsewu Ir.Hi.Masdulhaq, dalam kesempatan tersebut mengatakan, dirinya mempunyai keinginan dan mimpi, agar tidak ada lagi warga Kabupaten Pringsewu yang sakit. “Biarlah, semua Rumah Sakit yang ada di Pringsewu untuk orang luar Pringsewu saja,” ujarnya, yang disambut tepuk tangan semua yang hadir.Dikatakan bupati, pihaknya menginginkan kasus-kasus penyakit menular di wilayahnya dapat ditekan seminimal mungkin. “Saya ingin semua penderita penyakit menular yang dirawat di RSUD dan sejumlah RS swasta didata secara rinci, termasuk asal tempat tinggal pasien, agar dapat diketahui tingkat angka penderitanya dari waktu ke waktu, sehingga dapat ditekan,” katanya.
Diungkapkan bupati, saat ini Pemerintah Daerah (Pemda) Kabupaten Pringsewu masih terkendala masalah dana , dimana sejumlah dana hibah yang ada, baik dari provinsi maupun kabupaten induk, belum dapat dicairkan. “Dana tersebut nantinya harus dipergunakan untuk keperluan-keperluan yang sifatnya sangat penting dan mendesak. Namun, untuk membuat warga Pringsewu sehat, bupati siap di depan,” ujarnya.
Terkait usulan relokasi RSUD Pringsewu yang kondisinya dinilai sudah tidak layak lagi, akibat sempitnya lahan dan daya tampung yang mencapai over kapasitas, Penjabat Bupati Pringsewu menyatakan tidak masalah. “Untuk lahan kita sudah siap, namun yang menjadi masalah adalah mengenai dana. Namun, jika ada yang dapat membantu saya menghubungkan dengan pihak Departemen Kesehatan, silakan.
Untuk kepemimpinan saya saat ini, tidak perlu birokrasi-birokrasian. Apa yang terbaik, mari kita perbuat dan lakukan,demi kabupaten pringsewu yang bersih dan rapi.
sumber: KabarIndonesia
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar